Minggu, April 27, 2008

TENTANG ATJEH.

Penderitaan panjang yang dirasakan rakyat Atjeh, merupakan indikator kuat. Bahwa rakyat Atjeh adalah salah satu bangsa paling perkasa di Republik ini, tentunya semua itu harus dibayar dengan darah dan air mata yang tidak ternilai harganya. Dimulai dari Konflik yang berkepanjangan hingga Tsunami yang menyapu habis sebagian besar daratan Atjeh, rakyat Atjeh dapat dikategorikan sebagai bangsa yang cepat bangkit dari keterpurukan, walaupun beberapa ingatan tentang perbuatan yang tidak bisa dimaafkan. Masih melekat kuat di dalam memori sebagian besar rakyat Atjeh.

Penderitaan masa konflik merupakan, pengalaman pahit yang tidak ingin diulang, oleh rakyat Atjeh. Hal ini menjadi sangat melekat dikarenakan, sangat bertolak belakang dengan sistem sosial rakyat Atjeh yang Eligater, dimana kesetaraan ruang dan sikap saling menghargai sangat dijunjung tinggi, dan hal ini juga yang membuat semua individu sangat berharga dimata individu lainnya. Namun yang sangat disayangkan saat ini, rakyat Atjeh sendiri masih mempercayai paradigma usang, warisan Rezim yang nota bene-nya merupakan dalang tindak kekerasan pada masa konflik. Semua itu tidak terlepas dari peran serta mahasiswa Atjeh, yang saat ini masih terkesan pasif atas apa yang pernah terjadi di Atjeh.

Mahasiswa hari ini seakan tutup mata, dan berpaling pergi meninggalkan sejarah kelam Atjeh, yang masih menyisakan luka dalam bagi rakyat Atjeh. Memang memaafkan kesalahan merupakan perbuatan yang bijak, namun apakah kita sebagai mahasiswa Atjeh, akan membiarkan semua tenggelam dan terlupakan. Tanpa berusaha untuk mengembalikan hak, serta keadilan bagi mereka yang telah menjadi korban keberingasan Rezim ?. Setiap ilmu dan pemahaman yang di terima oleh setiap mahasiswa, merupakan tanggung jawab yang harus di emban, dengan penuh ketulusan serta keikhlasan.

Bila hari ini Rakyat Atjeh masih mengucapkan kebohongan, yang telah ditanamkan oleh Rezim. Maka setiap patah kata akan menambah, Deposito dosa mahasiswa Atjeh. Tentunya semua itu bukan tidak beralasan, mengingat Atjeh membangun setiap institusi pendidikannya dengan darah dan air mata, yang merupakan hal paling riskan, mengingat Atjeh merupakan salah satu daerah modal terbesar bagi Republik ini. Tapi pertanyaan sesungguhnya, bukanlah apa yang telah terjadi. Melainkan bagaimana kita sebagai mahasiswa Atjeh, dapat mempertahankan dan menjaga masa damai ini, sekaligus menyibak semua kebohongan serta kekerasan kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh pemerintahan Rezim terdahulu. Agar Republik ini dapat belajar, bagaimana menjadi negara yang sebenarnya.

Untuk itu sangat diharapkan peran dari, setiap mahasiswa Atjeh. Tanpa mempersoalkan latar belakang serta, warna yang pernah menjadi ruang mereka. Semua ini menjadi sangat memu ngkinkan, dikarenakan ruang tarung Atjeh kedepan adalah tarung gagasan terbaik, yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Atjeh, bukan pemaksaan kehendak segelintir orang yang berkepentingan.

"Jangan biarkan Atjeh kembali, menjadi tanah penuh darah dan dusta penguasa.
Menjadi tanah dimana, menyuarakan kebenaran merupakan dosa.
Menjadi tanah dimana, desing peluru merupakan hal biasa.
Menjadi tanah dimana, berekspresi merupakan kesalahan."



Banda Atjeh 27 april 2008



SEKJEND plt, MPK

Tidak ada komentar: